Festival Lampu Colok yang digelar setiap tahunnya di Bengkalis Riau, mengunggulkan ciri khas kreativitas kedaerahan. Di Bengkalis, lampu colok yang mencolok bersinar adalah berbentuk gapura colok. Festival lampu colok di Bengkalis digelar untuk melestarikan warisan budaya. Melalui festival ini juga diharapkan menjadi daya tarik orang untuk datang ke Bengkalis atau perantau pulang ke kampung halaman. "Colok merupakan warisan budaya nenek moyang kita. Kita harapkan event ini menjadi daya tarik orang untuk datang ke Bengkalis atau keluarga kita untuk pulang ke kampung halaman,
Awalnya colok itu dibuat oleh nenek moyang kita menggunakan tempurung kelapa. Kemudian berkembang menggunakan bambu (obor). Tujuannya waktu itu, selain untuk memeriahkan tiga malam terakhir Ramadhan, juga berfungsi untuk menerangi kampung karena belum ada listrik.
Seiring perkembangan waktu, lanjut Mukhlis, di zaman modern ini colok sudah dimodifikasi sedemikian rupa menggunakan pelita berbahan bakar minyak tanah, disusun atau dirangkai dalam berbagai bentuk seperti mesjid, bulan bintang dan sebagainya sehingga terlihat menarik dan bernuansa Islami.
Seiring perkembangan waktu, lanjut Mukhlis, di zaman modern ini colok sudah dimodifikasi sedemikian rupa menggunakan pelita berbahan bakar minyak tanah, disusun atau dirangkai dalam berbagai bentuk seperti mesjid, bulan bintang dan sebagainya sehingga terlihat menarik dan bernuansa Islami.
Di sejumlah ruas jalan di Kota Bengkalis tampak indah dihiasi lampu colok dengan beraneka ragam bentuk. Lampu-lampu ini akan dihidupkan selama tiga malam berturut-turut, mulai pada malam 27 Ramadhan atau sering disebut oleh masyarakat Bengkalis malam tujuh likur.
Warga tampak antusias menyaksikan keindahan lampu colok yang telah didesain sedemikian rupa sehingga kelihatan menarik dan cantik, terutama jika dilihat dari jarak agak kejauhan. Untuk merangsang minat masyarakat untuk berpartisipasi mengikuti festival ini, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, menyediakan hadiah jutaan rupiah.
Warga tampak antusias menyaksikan keindahan lampu colok yang telah didesain sedemikian rupa sehingga kelihatan menarik dan cantik, terutama jika dilihat dari jarak agak kejauhan. Untuk merangsang minat masyarakat untuk berpartisipasi mengikuti festival ini, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, menyediakan hadiah jutaan rupiah.
Sebagaimana yang sering disebut malam likuran di daerah lain, festival lampu colok ini memang membawa kemeriahan Ramadhan. Di kampung-kampung yang tidak ada listrik maka lampu colok jadi teman mereka yang pergi tarawih atau tadarus di masjid yang bisa berlangsung sampai menjelang sahur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar