Papeda atau bubur sagu yang juga merupakan makanan pokok masyarakat Maluku, Papua dan Papua Barat. Papeda terbuat dari tepung sagu yang diaduk sambil disiram dengan air mendidih sehingga berbentuk adonan seperti lem, yang biasa kita gunakan untuk perekat.
Karena Papeda adalah makanan pokok, maka salah satu hidangan pendampingnya adalah ikan kuah kuning yang segar, yang juga berfungsi untuk mendorong Papeda ketika dimakan.
Cara makan Papeda sedikit unik, menggunakan sumpit yang dipegang kedua tangan, diputar dengan cepat sehingga menyerupai gulungan, terputus dari Papeda yang ada dimangkok, kemudian dituang dalam piring, serta diberi kuah ikan kuning, terus diseruput, langsung ditelan.
Namun bagi yang belum terbiasa memakan Papeda, sebaiknya makan sedikit saja, sekedar mencoba. Karena mungkin perut perlu menyesuaikan dulu. Salah satu tradisi makan siang di hari Jumat adalah makan pupeda (di Maluku dan Papua disebut papeda) – yaitu sagu yang dimasak dengan air, bentuknya mirip seperti lem kanji. Pupeda umumnya disantap dengan ikan kuah soru. Yang dimasak untuk kuah soru biasanya adalah ikan asar (diasap dengan api gonofu alias sabut kelapa). Soru berarti asam. Kuahnya bening, dengan tone asam-pedas, serta aroma smokey dari ikan asar. Hmm, mengesankan.
Orang Ternate mempunyai tradisi makan besar setelah usai shalat Jumat. Biasanya, dari masjid orang bergegas pulang untuk berkumpul makan siang bersama keluarga. Sebagian lagi beramai-ramai mendatangi warung-warung makan bersama teman-teman.
Di sepanjang kota Ternate, banyak didapati warung di pusat kota yang menjual makanan tradisional seperti papeda. Seperti Di belakang Pasar Gamalama, ada beberapa warung pupeda yang populer bagi warga Ternate. Di warung-warung itu, selain kuah soru, juga tersedia berbagai lauk-pauk yang disediakan di meja. Begitu juga pupeda dan kasbi (singkong rebus), ubi rebus, dan pisang rebus – semuanya disediakan di meja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar