Jalan Surabaya merupakan salah satu lokasi wisata utama di Jakarta. Jalan Surabaya merupakan sebuah jalan yang dipenuhi dengan pasar barang antik, yang terletak di Menteng (terkenal sebagai sebuah lokasi kelas-atas, dan sebagai tempat tinggal Presiden Amerika Obama saat masih kecil). Pasar yang terletak di sepanjang jalan ini memiliki reputasi sebagai pasar tradisional yang berhasil bertahan diantara berbagai bangunan dan pusat perbelanjaan modern yang mengelilinginya. Jalan sepanjang 500 meter ini dipenuhi dengan bermacam-macam kios di sisi kanan dan kirinya, semuanya menawarkan berbagai kerajinan tangan, barang antik, dan cinderamata. Tidak heran bila Jalan Surabaya ramai dikunjungi oleh para kolektor dan ahli sejarah, maupun orang ‘awam’ yang sekedar mencari sebuah barang tradisonal menarik untuk menghiasi ruangan keluarga mereka. Banyak produk yang dijual di sini berasal dari Bali, Jawa, dan warisan jaman Belanda. Menariknya, banyak juga barang-barang di sini sulit untuk diklasifikasikan ke dalam kategori yang sesuai.
Keberadaan pasar antik di Jakarta tidak diketahui secara pasti kapan waktunya. Diperkirakan para pedagang pasar sudah ada di sana sejak 30-40 silam (Sekitar tahun 1960-an). Sebelum ada pasar barang antik, di sini dulunya pasar loak, yaitu tempat orang menjual barang-barang bekas, seperti baju, celana, kipas angin dan sejumlah barang elektronik lainnya. Namun, ketika tahun 1971, saat itu sudah banyak yang menjual barang-barang antik, seperti alat-alat kapal, teropong, kompas, lampu, setir kapal dan lainnya. Begitu juga dengan guci, porselin dan keramik. Semuanya sudah ada hingga saat ini. Selama kurang lebih dari tiga dasawarsa, sebelum krisis moneter (Krismon) tahun 1998, pedagang barang antik banyak meraup keuntungan. Kebanyakan pembeli adalah bule (Turis asing). Mereka umumnya membeli barang-barang, seperti porselin dan guci dari Cina. Namun, banyak juga yang membeli barang antik berupa alat kapal, seperti kompas, teropong nahkoda, helm untuk berenang, hingga setir kapal.
Kios yang berjejer itu memiliki spesifikasi barang yang berbeda antarkiosnya. Ada yang khusus menjual barang-barang elektronik antik, seperti kamera film, seterika, dan telepon yang usianya mencapai seabad lebih. Ada pula yang menjual peralatan rumah tangga bersejarah, misalnya sendok, teko, dan cangkir yang dipakai oleh para raja di Nusantara. Selain itu, ada juga yang menjual aksesoris atau pajangan yang kalau ditanya harganya, berkisar mulai ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah. Namun, jangan salah karena tak sedikit yang rela merogoh ‘kocek’ dalam-dalam demi memiliki barang yang dicari. Tak hanya barang-barang zaman ‘baheula’ [dulu kala-red], barang-barang kontemporer, namun jarang ditemui di pasaran juga ada di Jalan Surabaya, Jakarta ini. Salah seorang pengunjung yang ditemui majalah REL Plus mengungkapkan, ia biasa memesan wayang golek atau kulit untuk anaknya di salah satu kios di pasar yang terletak tak jauh dari Cikini, Jakarta Pusat itu. Selain susah mendapatkan wayang di tempat lain, wayang yang dibeli juga bisa dikreasikan sesuai pesanan.
Satu hal penting untuk diingat adalah jangan lupa menanyakan keaslian barang-barang antik di sini karena banyak barang tiruan yang tampak persis seperti aslinya. Salah satu cara mengetahui keaslian barang-barang tersebut adalah dengan menanyakan harganya – barang antik yang asli tentu memiliki harga yang jauh lebih mahal. Dan seperti pasar tradional lainnya, Jalan Surabaya adalah tempat yang tepat bagi anda untuk menunjukkan keahlian anda dalam melakukan penawaran, apalagi karena mengingat bahwa harga barang-barang di sini bervariasi, mulai dari US$ 50 sen hingga US$ 500. Bila menawar bukan merupakan keahlian anda, bawalah seseorang yang ahli dalam menawar sehingga anda mendapatkan pengalaman berbelanja yang masksimal.
Bagaimana jika barang-barang antik yang ada di rumah Anda sudah terlihat kusam? Pasar barang antik di Jalan Surabaya ini bisa dijadikan pilihan untuk didatangi. Rata-rata pedagang setempat bisa menyulapnya kembali sehingga tetap cantik, selain antik. Walaupun pasar tradisional, Jalan Surabaya sangat nyaman untuk dikunjungi sebab tidak pernah terlalu ramai dengan pengunjung, dan dikelilingi oleh pohon-pohon tua yang rimbun sehingga anda terlindungi dari terik matahari. Saat yang paling tepat untuk mengunjungi Jalan Surabaya adalah pada pagi hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar