Situ Patengan, berasal dari bahasa Sunda, “Pateangan-teangan” yang artinya saling mencari. Dikisahkan dulu ada sepasang sejoli yaitu Ki Santang dan Dewi Rengganis yang saling mencintai. Mereka berpisah sekian lamanya, dan saling mencari. Akhirnya mereka bertemu di tempat yang dinamakan Batu Cinta. Dewi Rengganis pun minta dibuatkan danau dan sebuah perahu untuk berlayar bersama. Perahu inilah yang sampai sekarang menjadi sebuah pulau yang berbentuk hati (pulau Asmara/pulau Sasaka).
Menurut cerita ini berkembanglah sebuah mitos, yaitu bagi pasangan kekasih yang ingin hubungannya langgeng datanglah ke Situ Patenggang dan singgah di batu cinta dan mengelilingi pulau asmara senantiasa mendapatkan cinta yang abadi seperti mereka.
Pengunjung tidak akan bisa melupakan dengan keindahan alam Situ Patenggang dengan luas mencapai sekitar 60 Ha dan keindahan di sekitarnya, seperti area perkebunan teh Rancabali yang menghampar luas sertas kawasan hutan pinus cagar alam Patenggang yang asri dan sejuk. Pengunjung juga tidak akan bisa melupakan dengan keindahan alam Situ Patenggang dengan luas mencapai sekitar 60 Ha dan keindahan di sekitarnya, seperti area perkebunan teh Rancabali yang menghampar luas sertas kawasan hutan pinus cagar alam Patenggang yang asri dan sejuk.
Kawasan Situ Patenggang terletak di Desa Patenggang, Kecamatan Rancabali Kab. Bandung, kawasan ini berjarak sekitar 47 KM ke arah selatan dari pusat Kota Bandung. Dari Bandung, pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi dapat langsung menuju kawasan Situ Patenggang melewati Kota Ciwidey, bagi pengunjung yang menggunakan angkutan umum, bisa menggunakan dua alternatif angkutan dari Terminal Bus Leuwipanjang Bandung, yaitu naik Bus jurusan Bandung-Ciwideyatau naik angkutan kota sampai terminal Ciwidey, dari terminal Ciwidey naik angkutan pedesaaan ke Kawasan Situ Patenggang.
Untuk masuk kawasan Situ Patenggang, para pengunjung hanya dikenakan biaya tiket Rp.4000,- per orang. Apabila yang menggunakan kendaraan pribadi dikenakan biaya tambahan sebesar Rp.10.000,- untuk setiap mobil. Tak jauh dari Kota Bandung, tepatnya di Kecamatan Rancabali sekitar 47 km selatan Kota Bandung terdapat sebuah kawasan sejuk dikelilingi kebun teh Rancabali yang bernama Situ Patengan (Danau Patengan).
Dulunya kawasan Danau Patengan ini adalah cagar alam dan taman nasional, baru dibuka pada tahun 1981 sebagai kawasan wisata. Danau Patengan memiliki total luas cagar alamnya sekitar 123.077,15 hektar dengan luas danaunya sendiri 45 ribu hektar. Danau ini punya kedalaman 3 sampai dengan 4 m. Dengan luas dan kedalaman seperti ini, danau ini menjadi habitat yang tepat untuk berbagai jenis ikan seperti nila, tawes, dan gurami.
Kondisi danau ini cukup terawat dan bersih dari sampah, ditambah lagi dengan banyaknya pohon kayu putih yang menjulang tinggi semakin menambah keasrian dan kesejukan udara di tempat ini. Fasilitas objek wisata ini cukup lengkap, mulai dari pusat informasi, musala, toko cindera mata, warung makanan, gazebo semacam saung tempat berteduh, sampai dengan sarana rekreasi air seperti perahu dan sepeda air.
Kondisi danau ini cukup terawat dan bersih dari sampah, ditambah lagi dengan banyaknya pohon kayu putih yang menjulang tinggi semakin menambah keasrian dan kesejukan udara di tempat ini. Fasilitas objek wisata ini cukup lengkap, mulai dari pusat informasi, musala, toko cindera mata, warung makanan, gazebo semacam saung tempat berteduh, sampai dengan sarana rekreasi air seperti perahu dan sepeda air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar