selamat datang di Indonesia, negeri tercantik sejagat raya. lihatlah keindahan, budaya, insan, kuliner, wisata, keunikan dan apa saja tentang Indonesia

Rabu, 10 Agustus 2011

Kebun Raya Bogor, Jawa Barat

Kebun Raya Bogor (KRB) didirikan pada tahun 1817 dengan luas areal 87 Ha atas prakarsa Prof. Dr. Reinwadt, seorang ahli botani dari Jerman. Koleksi di Kebun Raya Bogor terdiri dari tanaman tropis dengan jenis tanaman lebih dari 20.000 tanaman yang tergolong dalam 6.000 spesies. Berlokasi di Jl. Ir. H. Juanda No. 13 Bogor. Di sana juga terdapat perpustakaan, museum hewan, koleksi taman Anggrek, Istana Presiden dan pusat riset dan pengembangan biologi, serta ribuan koleksi spesies tanaman tropis yang dikelompokan sesuai dengan jenisnya, misalnya keluarga palem, bamboo, atau jahe yang jumlahnya sekitar 60 jenis dan juga pohon-pohon tua.


Terletak pada ketinggian 260 mdpl dengan curah hujan 3000-4300 mm/tahun KRB diresmikan oleh Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip van der Capellen, yang mulanya bernama s’Lands Plantentuinte Buitenzorg. Sedangkan pemrakarsa berdirinya KRB adalah Prof. Caspar Georg Karl Reinwardt ( Mentri Bidang Pertanian, Seni, dan Ilmu Pengetahuan Untuk daerah Jawa dan sekitarnya) seorang ilmuwan botani dan kimia berkebangsaan Jerman dan juga seorang perintis pembuatan Herbarium dan pendiri Herbarium Bogoriense. Awalnya Prof. Reinwardt tertarik untuk meneliti tanaman-tanaman yang memiliki khasiat sebagai bahan obat-obatan. Dari semua tanaman-taman yang ia temukan kemudian Ia memutuskan untuk mengumpulkan semua tanaman tersebut di sebuah Kebun Botani yang terletak di kota Bogor, yang saat itu bernama Buitenzorg (dari bahasa Belanda yang berarti “tidak perlu khawatir”).


Pada 15 April 1817 (sebulan sebelum pembangunan KRB) gagasan untuk membangun sebuah Kebun botani di Bogor disampaikan langsung kepada Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip van der Capellen yang saat itu menjabat sebagai Komisaris Jendral Hindia Belanda. Pemba- ngunannya diawali dengan menancapkan ayunan cangkul pertama  sebagai pertanda awal dibangunnya Kebun botani tersebut, yang pelaksanaannya dipimpin oleh Reinwardt sendiri, dibantu oleh James Hooper dan W. Kent (dari Kebun Botani Kew yang terkenal di Richmond, Inggris). Semasa Prof. Reinwardt (1817-1822) menjabat sebagai direktur, Kebun Raya mengalami perkembangan yang cukup pesat dengan jumlah koleksi tanaman hidup mencapai 900 jenis yang diperoleh dari seluruh kawasan Nusantara, sehingga Bogor menjadi pusat Pengembangan Pertanian dan Hortikultura di Indonesia. Pada tahun 1822 Reinwardt kembali ke Belanda dan digantikan oleh Dr. Carl Ludwig Blume (1823-1826). Ia melakukan inventarisasi tanaman koleksi yang tumbuh di Kebun dan menyusun katalog Kebun yang pertama dengan jumlah tanaman berkisar 912 jenis (spesies). Pembangunan Kebun ini pernah terhenti karena kekurangan dana. Tetapi   1831 semasa JE Teijsmann (ahli Kebun istana Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch) menjabat  direktur Kebun Raya (1830-1869) dengan dibantu oleh Justus Karl Hasskarl kondisi di Kebun Raya kembali normal. Selain itu JE Teysmann juga melakukan pengaturan penanaman tanaman koleksi dengan mengelompokkan menurut suku (familia). Namun pada masa jabatannya Kebun Raya Bogor resmi berpisah dengan Istana Bogor

Sementara itu, di sekitar Istana Bogor, pengunjung dapat merasakan keteduhan dari deretan pohon Kenari yang rindang, karena memang tadinya, kebun raya merupakan bagian dari halaman istana. Meski sekarang ke dua tempat tersebut dipisahkan, namun pengunjung masih tetap dapat melihat Istana Bogor. Di dekat jalan Astrid terdapat pula tanaman warna hitam, merah dan kuning yang sengaja ditanam untuk mengesankan warna bendera Belgia, sebagai penghormatan terhadap Ratu Astrid yang datang untuk meresmikan bagian taman yang tertunda pada tahun 1928.


Adanya KRB bisa dikatakan mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Dari sini lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan lain, seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium Zoologi (1894). Hingga saat ini jumlah koleksi tanaman di Kebun Raya Bogor sekitar sekitar 222 suku (famili), 1257 Marga, dan 3423 jumlah spesies. Sedangkan jumlah spesimen hidup di kebun raya sekitar 13.684 spesimen.
Kebun Raya Bogor juga mengembangkan kelembagaan internal yaitu:
· Herbarium
· Museum
· Laboratorium Botani
· Kebun Percobaan
· Laboratorium Kimia
· Laboratorium Farmasi
· Cabang Kebun Raya di Sibolangit, Deli Serdang dan di Purwodadi, Kabupaten Pasuruan
· Perpustakaan Fotografi dan Tata Usaha
· Pendirian Kantor Perikanan dan Akademi Biologi (cikal bakal IPB).
    

 
Kebun Raya Bogor mempu menarik pengunjung dari berbagai kalangan, mulai dari kalangan muda-mudi, keluarga, bahkan wisatawan asing. Tidak jarang ada kelompok wisatawan dengan pemandu yang menjelaskan detail dari Kebun Raya ini. Hal ini disebabkan karena Kebun Raya Bogor merupakan salah satu botanical garden tertua di Asia dan memiliki keindahan tersendiri. Untuk berwisata ke tempat ini, Anda tidak akan kesulitan untuk menemukannya. Karena Kebun Raya ini terletak di tengah kota Bogor yang ramai. Atau bila Anda dari Jakarta dan malas membawa kendaraan pribadi, Anda dapat mencoba naik kereta. Ada banyak pilihan kereta bila Anda ingin ke kota Bogor, mulai dari kereta ekonomi hingga kereta ekspres. Anda tidak perlu menunggu lama di stasiun kota, karena kereta menuju Bogor ada setiap setengah jam sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar