Kerapan sapi adalah istilah untuk menyebut pacuan sapi, yaitu adu cepat beberapa pasang sapi yang menarik semacam kereta dari kayu (tempat joki berdiri dan mengendalikan pasangan sapi tersebut) di trek pacuan yang panjangnya sekitar +/-100 meter. Trek-nya berupa sebuah lapangan yang luas yang diberi pembatas dari anyaman bambu. Ada banyak cara dilakukan agar sapi yang dilombakan bisa berlari kencang, salah satunya adalah dengan cara menusukkan paku dipantat si sapi. Tak hanya itu, sapi-sapi itu juga diberi balsem dibagian mata
Asal kata "kerapan" sendiri masih menjadi kontroversi . Versi pertama mengatakan bahwa istilah “kerapan” berasal dari kata “kerap” atau “kirap” yang artinya “berangkat dan dilepas secara bersama-sama”. Sedangkan, versi yang lain menyebutkan bahwa kata “kerapan” berasal dari bahasa Arab “kirabah” yang berarti “persahabatan”. Namun lepas dari kedua versi itu, saat ini pengertian umum dari "kerapan" adalah suatu atraksi lomba pacuan khusus bagi binatang sapi. Sebagai catatan, di daerah Madura khususnya di Pulau Kangean terdapat lomba pacuan serupa yang menggunakan kerbau. Pacuan kerbau ini dinamakan “mamajir” dan bukan "kerapan kerbau" .
Asal mula tradisi Kerapan Sapi juga masih menjadi perdebatan. Ada beberapa data yang masih simpang siur kebenarannya yaitu :
- Tradisi ini sudah ada sejak tahun 1293. Saat itu, seorang bangsawan yang bernama Pangeran Ketandur, memperkenalkan cara mengolah tanah dengan dibajak menggunakan sapi.
- Kerapan Sapi baru ada pada abad ke-14, saat Kyai Pratanu menyebarkan agama islam dengan menggunakan Kerapa Sapi sebagai medianya.
Pendapat lain mengatakan bahwa kerapan sapi diciptakan oleh Adi Poday, yaitu anak Panembahan Wlingi yang berkuasa di daerah Sapudi pada abad ke-14. Adi Poday yang lama lama mengembara di Madura, membawa pengalamannya di bidang pertanian ke Pulau Sapudi.Salah satu pengalaman yang hendak diajarkan kepada masyarakat di Pulau Sapudi adalah membajak sawah dengan menggunakan sapi. Pada saat itu masyarakat di wilayah Sapudi memang belum mengenal penggunaan sapi untuk membantu mengolah tanah pertanian. Saat bersama-sama mengolah tanah, tak jarang mereka saling berlomba untuk menyelesaikan pekerjaan secepat mungkin. Akhirnya perlombaan untuk menggarap sawah itu menjadi semacam olahraga lomba adu cepat yang disebut kerapan sapi.
Bagi masyarakat Madura, Kerapan sapi merupakan acara yang prestisius. Karena apabila sapi yang dilombakan menjadi juara, maka status sosial pemilik sapi karapan akan terangkat. Jka dicermati secara mendalam, Kerapan Sapi mengandung nilai-nilai positip seperti : kerja keras, kerja sama, persaingan, ketertiban dan sportivitas.
Kerapan sapi sebenarnya terdiri dari beberapa macam, yaitu:
1. Kerap Keni (kerapan kecil)
Kerapan jenis ini pesertanya hanya diikuti oleh orang-orang yang berasal dari satu kecamatan atau kewedanaan saja. Dalam kategori ini jarak yang harus ditempuh hanya sepanjang 110 meter dan diikuti oleh sapi-sapi kecil yang belum terlatih. Sedangkan penentu kemenangannya, selain kecepatan, juga lurus atau tidaknya sapi ketika berlari. Bagi sapi-sapi yang dapat memenangkan perlombaan, dapat mengikuti kerapan yang lebih tinggi lagi yaitu kerap raja.
1. Kerap Keni (kerapan kecil)
Kerapan jenis ini pesertanya hanya diikuti oleh orang-orang yang berasal dari satu kecamatan atau kewedanaan saja. Dalam kategori ini jarak yang harus ditempuh hanya sepanjang 110 meter dan diikuti oleh sapi-sapi kecil yang belum terlatih. Sedangkan penentu kemenangannya, selain kecepatan, juga lurus atau tidaknya sapi ketika berlari. Bagi sapi-sapi yang dapat memenangkan perlombaan, dapat mengikuti kerapan yang lebih tinggi lagi yaitu kerap raja.
2. Kerap Raja (kerapan besar)
Perlombaan yang sering juga disebut kerap negara ini umumnya diadakan di ibukota kabupaten pada hari Minggu. Panjang lintasan balapnya sekitar 120 meter dan pesertanya adalah para juara kerap keni.
Perlombaan yang sering juga disebut kerap negara ini umumnya diadakan di ibukota kabupaten pada hari Minggu. Panjang lintasan balapnya sekitar 120 meter dan pesertanya adalah para juara kerap keni.
3. Kerap Onjangan (kerapan undangan)
Kerap onjangan adalah pacuan khusus yang para pesertanya adalah undangan dari suatu kabupaten yang menyelenggarakannya. Kerapan ini biasanya diadakan untuk memperingati hari-hari besar tertentu.
Kerap onjangan adalah pacuan khusus yang para pesertanya adalah undangan dari suatu kabupaten yang menyelenggarakannya. Kerapan ini biasanya diadakan untuk memperingati hari-hari besar tertentu.
4. Kerap Karesidenen (kerapan tingkat keresidenan)
Kerapan ini adalah kerapan besar yang diikuti oleh juara-juara kerap dari empat kabupaten di Madura. Kerap karesidenan diadakan di Kota Pamekasan pada hari Minggu, yang merupakan acara puncak untuk mengakhiri musim kerapan.
Kerapan ini adalah kerapan besar yang diikuti oleh juara-juara kerap dari empat kabupaten di Madura. Kerap karesidenan diadakan di Kota Pamekasan pada hari Minggu, yang merupakan acara puncak untuk mengakhiri musim kerapan.
5. Kerap jar-jaran (kerapan latihan)
Kerapan jar-jaran adalah kerapan yang dilakukan hanya untuk melatih sapi-sapi pacuan sebelum diturunkan pada perlombaan yang sebenarnya.
Kerapan jar-jaran adalah kerapan yang dilakukan hanya untuk melatih sapi-sapi pacuan sebelum diturunkan pada perlombaan yang sebenarnya.
Tata cara pelaksanaan Kerapan Sapi adalah sebagai berikut : Sebelum karapan dimulai semua sapi peserta diarak memasuki lapangan, dengan diiringi gamelan Madura yang dinamakan Saronen. Kesempatan ini selain digunakan untuk melemaskan otot-otot sapi, juga merupakan arena pamer keindahan pakaian dan hiasan dari sapi-sapi yang akan dilombakan. Setelah parade selesai, pakaian dan seluruh hiasan itu mulai dibuka. Hanya pakaian yang tidak mengganggu gerak tubuh sapi saja yang masih dibiarkan melekat. Setelah itu, dimulailah lomba pertama untuk menentukan klasemen peserta. Seperti dalam permainan sepak bola,dalam babak ini para peserta akan mengatur strategi untuk dapat memasukkan sapi-sapi pacuannya ke dalam kelompok “papan atas” agar pada babak selanjutnya (penyisihan), dapat berlomba dengan sapi pacuan dari kelompok “papan bawah”. Selanjutnya adalah babak penyisihan pertama, kedua, ketiga dan keempat atau babakfinal. Dalam babak penyisihan ini, permainan memakai sistem gugur.Dengan perkataan lain, sapi-sapi pacuan yang sudah dinyatakan kalah,tidak berhak lagi ikut dalam pertandingan babak selanjutnya. Sedangkan,bagi sapi pacuan yang dinyatakan sebagai pemenang, nantinya akan berhadapan lagi dengan pemenang dari pertandingan lainnya. Begitu seterusnya hingga tinggal satu pemain terakhir yang selalu menang dan menjadi juaranya.
Bagi masyarakat Madura, Kerapan Sapi selain sebagai tradisi juga sebagai pesta rakyat yang dilaksanakan setelah sukses menuai hasil panen padi atau tembakau. Kerapan sebagai pesta rakyat di Madura mempunyai peran di berbagai bidang. Misal di bidang ekonomi (kesempatan bagi masyarakat untuk berjualan), peran magis religius (misal adanya perhitungan-perhitungan tertentu bagi pemilik sapi sebelum bertanding dan adanya mantra-mantra tertentu), bidang seni rupa (ada pada peralatan yang mempunyai hiasan tertentu), bidang seni tari dan seni musik saronen (selalu berubah dan berkembang).
BOLAVITA AGEN JUDI SABUNG AYAM ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA !
BalasHapusHOT PROMO !!
*BONUS 100% BILA WIN BERUNTUN 8X
*BONUS CASHBACK SAMPAI 10% SETIAP MINGGU
*BONUS REFFERAL 7% + 2% SEUMUR HIDUP
PROSES DEPOSIT DAN WITHDRAW CEPAT TIDAK SAMPAI DARI 3 MENIT !
TERSEDIA TARUHAN ONLINE :
• SABUNG AYAM ( S128 | SV388 )
• SPORTSBOOK ( TARUHAN BOLA | BASKET | TENIS | BULU TANGKAS | OLAHRAGA LENGKAP LAINNYA )
• CASINO LIVE ( BACCARAT | SICBO | ROULETTE | BLACKJACK )
• POKER ONLINE | DOMINO | BANDAR CEME | CAPSA SUSUN |
• TOGEL ONLINE | SGP TOTO | KL TOTO | HK TOTO
• BOLA TANGKAS
• TEMBAK IKAN
• SLOT ONLINE | DING-DONG JACKPOT
MINIMAL DEPOSIT DAN WITHDRAW HANYA 50.000
UNTUK INFO LEBIH LENGKAP SILAHKAN HUBUNGI CS KAMI :
WA : +62812-2222-995
WECHAT : Bolavita
LINE : cs_bolavita
TELEGRAM : @bolavitacc / +62812-2222-995
LINKAJA