Tana Toraja merupakan Salah satu warisan kebudayaan yang dimiliki Indonesia yang sangat terkenal. Tana Toraja memiliki ritual pemakaman yang dianggap paling rumit didunia. Upacara pemakamanitu disebut dengan Rambu Solo memiliki sejumlah tingkatan,tergantung pada strata sosial si mendiang dan keluarganya. Yang paling menarik adalah ketika tahap terahir upacara rambu solo dimana jenazah dibawa kesebuah tebing khusus untuk pemakaman. Biasanya jenazah disertai dengan patung simbolisasi penggambaran diri mendiang yang disebut dengan nama Tau-tau. Yang membuat kita heran adah mayat yang disimpan di tebing tersebut hanya diletakkan saja dan ajaibnya tidah pernah ada yang namanya bau busuk.
Di Lemo terdapat sebuah kuburan yang dibuat di bukit batu. Bukit ini dinamai Lemo, karena bentuknya bulat menyerupai buah limau (jeruk). Di bukit batu ini terdapat sekitar 75 lubang kuburan, tiap-tiap lubang merupakan kuburan satu keluarga. Dari luar, yang terlihat hanya pintu lubang saja, yang ditutup dengan papan kayu. Letak lubang-lubang ini cukup tinggi, mencapai belasan meter.
Mayat dimasukkan ke dalam lubang dengan tangga atau ditarik dengan tali. Ukuran lubang cukup besar, sekitar 3 meter kali 5 meter. Untuk membuat lubang ini dibutuhkan biaya yang cukup besar, sekitar Rp. 30 juta rupiah, karena lubang dibuat dengan cara memahat bukit batu secara manual. Pekerjaan membuat lubang ini biasanya memakan waktu 6 bulan hingga 1 tahun.
Di dinding tebing berderet banyak tau-tau (patung orang yang meninggal), jumlahnya sekitar 40 buah. Adanya tau-tau ini menunjukkan bahwa kuburan ini merupakan kuburan orang-orang kaya, karena untuk membuat tau-tau harus dipenuhi berbagai syarat antara lain menyembelih kerbau sebanyak 24 ekor.Dinamai Lemo karena beberapa model liang batu itu berbentuk bundar dan berbintik-bintik menyerupai buah jeruk atau limau. Kuburan-kuburan batu itu disebut juga sebagai liang paa’.
Obyek ini ramai dikunjungi sejak tahun 1960. Selain menyaksikan kuburan batu, wisatawan juga dapat membeli berbagai sovenir atau berjalan jalan sekitar obyek tersebut menyaksikan buah buah pangi yang ranum kecoklatan. Buah-buah itu siap diolah dan dimakan sebagai makanan khas suku Toraja yang di sebut pantollo pamarrasan.Kuburan di Lemo ini merupakan kuburan tertua nomor dua di Toraja, adapun kuburan yang paling tua adalah di Songgi Patalo. Kuburan batu di Lemo dibuat pada sekitar abad ke 16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar