selamat datang di Indonesia, negeri tercantik sejagat raya. lihatlah keindahan, budaya, insan, kuliner, wisata, keunikan dan apa saja tentang Indonesia

Senin, 23 Mei 2011

Meugang, Tradisi Masyarakat Aceh Menyambut Ramadhan

Uroe  Meugang atau juga sering dikenal Makmeugang, merupakan sapaan akrab orang Aceh dalam menyambut hari-hari besar Islam, baik saat menyambut bulan puasa atau Ramadhan, Idul Fitri dan juga Idul Adha. Perihal meugang ini tidak diketahui sejak kapan mulai mewabah di negeri Iskandar Muda ini, belum ada sejarah yang mengungkapkan awal mulanya tradisi meugang mulai melekat dengan orang Aceh. Meugang memang sangat identik dengan daging, biasanya sering dijumpai daging-daging yang meraimaikan meugang kebanyakannya seperti sapi, kerbau dan juga kambing/domba.

Dibeberapa wilayah di Aceh, sebenarnya tidak serta merta meugang hanya diwarnai oleh daging-daging. Ada juga beberapa tempat penjualan atau pasar dadakan untuk menjual daging tersebut dipenuhi dengan pedagang ikan. Meugang rata-rata ada dua hari sebelum hari-hari besar tersebut, ada meugang ubit (meugang kecil) pada hari pertama dan meugang rayeuk (meugang besar) pada hari kedua. Namun, tidak semua wilayah atau juga kabupaten di Aceh menerapkan hari meugangnya selama dua hari, ada juga hanya sehari saja.


Yang membedakan meugang kecil dan meugang besar, hanya jumlah daging yang dipasarkan atau dengan kata lain banyaknya penjual yang turun ke pasar. Jika pada hari kedua, yakni meugang besar sudah bisa dipastikan tempat yang dijadikan pasar dadakan akan sangat ramai sekali.Hari meugang ini biasanya mulai beroperasi dari pagi hari–setelah shalat shubuh–sampai siang hari sebelum waktu shalat zuhur. Walaupun, ditemukan masih ada yang berjualan sekitar siang kita bisa menghitung pakai jari jumlahnya, karena pengaruh waktu juga akan mempengaruhi harga.Memang meugang telah menjadi sebuah kebutuhan masyarakat Aceh dalam meneruskan tradisi nenek moyangnya, kebiasaan meugang biasanya akan dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat baik mereka keluarga miskin yang tidak sanggup membeli atau juga masyarakat menengah ke atas yang nantinya membagi-bagikan hasil olahan dari daging tersebut untuk dibagi ala kadarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar