selamat datang di Indonesia, negeri tercantik sejagat raya. lihatlah keindahan, budaya, insan, kuliner, wisata, keunikan dan apa saja tentang Indonesia

Senin, 23 Mei 2011

Sumpit Senjata Khas Kalimantan

Sumpit atau Sipet bagi masyarakat Dayak sudah tidak asing lagi. Sumpit di sini sebagai senjata khas Kalimantan yang digunakan untuk berburu binatang pada zaman dulu. Sumpit ini dilengkapi dengan anak sumpit dengan bentuk bulat dan berdiameter kurang lebih dari 1 cm. Anak sumpitnya (damek) terbuat dari bambu yang salah satunya berujung kerucut dan dari bahan kayu bermassa ringan (dari kayupelawi). Bentuk dan bahannnya mempegaruhi kecepatan dan arah lesatan anak panah, karena berfungsi agar anak sumpit melesat dengan lurus atau sebagai penyeimbang saat lepas dari buluh.

Sedangkan ujung lain yang runcing biasanya diberi racun yang dapat mematikan binatang buruan. Biasanya racun ini terbuat dari getah tumbuh-tumbuhan hutan. Hebatnya sampai saat ini masih belum ada penawar racunnya. Anehnya walaupun mati kena racun, binatang buruan aman untuk dikonsumsi. Logikanya bahwa binatang buruan tersebut dibunuh dengan mengandalkan racun dari anak sumpit. Apabila daging buruan dikonsumsi berarti si pemburu juga mengkonsumsi racun yang terdapat pada daging binatang tersebut.

Sumpit ini digunakan dengan cara ditiup, kuat tidaknya napas penyumpit akan menentukan sejauh mana jarak anak sumpit dapat melesat ke sasarannya. Sipet berbentuk bulat yang panjangnya kira-kira antara 1,5 meter hingga 2 meter dengan diameter ± 3 cm serta tengahnya dilubangi untuk memasukkan damek. Kayu dipilih dari kayu-kayu keras seperti kayu ulin (kayu besi).

Salah satu ujung sumpit (sebagai moncong) biasanya diberi mata tombak dan besi pembidik yang posisi keduanya saling berseberangan. Mata tombaknya dari besi yang panjangnya sekitar 15 cm direkatkan dengan simpai yang terbuat dari rotan. Apabila binatang buruan masih hidup tetapi tidak dapat bergerak maka dengan mata tombak ini dapat digunakan untuk membunuhnya. Bagian pangkal sumpit biasanya lebih besar dan pada bagian inilah anak sumpit dimasukkan lalu ditiup. Antara buluh sumpit dan anak sumpit memiliki ketergantungan yang tinggi (saling mendukung).

Anak sumpit biasanya disimpan pada tempat khusus yang berbentuk tabung. Namanya dikenal dengan teleb. Tabung ini terbuat dari bambu yang panjangnya kira-kira 40-50 cm. Teleb ini tidak diambil dari sembarangan bambu, namun pilih bambu yang dimensi dalamnya tipis, salah satunya dari bambu Tamiyang. Teleb biasanya digantung pada punggung penyumpit dengan bantuan simpai yang terbuat dari anyaman rotan, tali atau dari kulit kayu. Sekarang fungsi sumpit bukan lagi untuk berburu atau untuk berperang melainkan diperlombakan, tetapi didaerah pedalaman masih ada yang menggunakan fungsi sumpit untuk berburu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar