Benteng Kalamata yang terletak di bagian Selatan Kota Ternate, salah satu bukti peninggalan bangsa Protugis ini, ternyata menyimpan sedikit nilai wisata. Letaknya yang strategis membuat benteng yang dikenal dengan nama benteng kayu merah atau Benteng Santa Lucia ini, menjadi salah satu icon sejarah dan wisata yang patut di kunjungi. Sejumlah wisata baik local dan nasional untuk datang, ada yang menghabiskan waktu liburannya di sana. Meskipun kondisinya sudah memperihatinkan, namun benteng yang dibangun pada tahun 1540 oleh Piggafeta ini memiliki nilai wisata karena letaknya yang strategis di pinggir pantai. Ternyata, banyak keindahan alam yang bisa anda nikmati di benteng yang di dalam nya terdapat 4 bastion dan sebuah sumur. View yang ditunjukkan dari benteng yang pernah diduduki bangsa Spanyol dan Belanda ini, adalah pemandangan hamparan pulau-pulau salah satunya adalah anda dapat menikmati pemandangan yang tergambar dalam uang kertas pecahan Rp 1000 yakni pulau Tidore dan Maitara.
Nah, bagi anda yang hobinya sekedar kongkow dan bersantai dengan keluarga dan kerabat, benteng yang terbuat dari bahan dasar berupa batu kali, batu karang dan batu kapur ini, menawarkan suasana yang pas untuk sekedar bersantai sambil menikmati pemandangan laut dengan snack dan minuman ringan. Jarak untuk menempuh Benteng ini dari pusat Kota pun tidak begitu jauh. Letaknya yang strategis dan berada di dalam Kota Ternate ini, membuat benteng ini mudah diakses dan dijangkau dari berbagai penjuru.
Indahnya pemandangan yang bisa di nikmati, membuat benteng yang pernah direhab oleh Pieter Both pada tahun 1609 dan terakhir dipugar oleh Pemerintah Kota Ternate pada tahun 1994 ini, tak kalah menariknya dengan lokasi wisata lainnya yang ada di Kota Ternate.Sayangnya, kurangnya sentuhan perhatian pemerintah, membuat benteng yang namanya diambil dari nama seorang Pangeran Ternate yang meninggal dunia di Makassar ini, jauh dari kunjungan wisatawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar