selamat datang di Indonesia, negeri tercantik sejagat raya. lihatlah keindahan, budaya, insan, kuliner, wisata, keunikan dan apa saja tentang Indonesia

Jumat, 03 Juni 2011

Beruang Madu

Beruang madu adalah beruang terkecil dari delapan jenis beruang di dunia. Berat hewan yang berbulu hitam dan tebal ini hanya 30-65 kg. Beruang ini lebih pendek ketimbang tinggi orang dewasa. Setiap beruang madu memiliki tanda unik yakni warna kuning atau oranye, membentuk seperti huruf V, U, atau melingkar.Hutan hujan tropis adalah habitatnya. Makanan pokok beruang madu yakni serangga, namun ia juga menyukai buah buahan dan madu. Saat makan buah, beruang madu memakan bijinya. Setelah melewati proses pencernaan, bijian mulai bertunas. Itulah sebabnya hewan pemanjat ulung ini berperan penting dalam penyebaran biji di hutan. Beruang madu ditetapkan pemerintah tahun 1973 sebagai salah satu hewan yang dilindungi. Saat ini diperkirakan hanya terdapat 50-an beruang madu di alam liar, yakni Hutan Lindung Sungai Wain, dan 5 beruang madu lainnya yang ditempatkan dalam KWPLH. KWPLH adalah salah satu unit pengelola di bawah Badan Pengelola Hutan Lindung Sungai Wain dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Manggar. KWPLH terletak di Jalan Soekarno Hatta km 23 (jalan penghubung Samarinda-Balikpapan).

Populasi beruang madu kian terancam. Selain karena habitatnya yang makin rusak karena penebangan hutan, beberapa bagian tubuh satwa langka ini juga diburu untuk koleksi ataupun dijadikan ramuan obat, terutama taringnya.


Selain dijadikan obat, taring beruang madu bisa dijadikan hiasan kalung atau anting yang membanggakan bagi orang yang memakainya. Bulu (rambutnya) bisa dijadikan selimut dan pakaian. Dan memeliharanya seperti menjadi prestisius tersendiri untuk kalangan tertentu. Beruang madu juga diminati oleh orang yang merasa ”menjadi penyayang binatang” untuk dipelihara. Terutama beruang madu yang masih kecil seperti Jerat. Karena terlihat menggemaskan, lucu, dan imut. Mengingatkan seperti si Teddy Bear lucu Winnie the Pooh itu. ”Si Penyayang Binatang” ini membelinya. Namun ketika si Winnie The Pooh sudah beranjak besar, dan sudah memasuki seksual produktif, si pemelihara penyayang binatang ini mulai ketakutan dan merasa ngeri. Si Winnie The Pooh tidak lagi manis, imut dan menggemaskan. Tapi jauh lebih agresif, kuat, menakutkan bahkan mengerikan.

Keberadaannya terus menyusut. Namun bukan perkara gampang menambah jumlahnya. Bukan hanya karena luas habitatnya berkurang akibat penambangan batubara di Kalimantan Timur, namun satwa ini pun sepertinya enggan bereproduksi jika luas wilayahnya terus menyusut. Ada sifat beruang madu yang unik, yakni tidak mau atau menahan untuk punya anak jika merasa anaknya nanti tidak mendapat luas area jelajah yang sesuai. Keadaan ini yang sepertinya terjadi sekarang.


Di Hutan Lindung Sungai Wain (Kaltim) yang seluas 15.000 hektar, diperkirakan dihuni 50 beruang madu. Bagi beruang dengan jumlah seperti itu, memiliki daerah jelajah 15.000 hektar pun, bisa dibilang kurang. Sebab, seekor beruang jantan setidaknya menjelajahi hingga 25 km persegi. Beruang betina mungkin separuhnya. Apalagi daerah sekitar hutan lindung sudah ada penambangan batu bara. Luasan habitat yang berkurang adalah persoalan serius. Namun ancaman dari pemburu liar pun tak bisa dibaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar