selamat datang di Indonesia, negeri tercantik sejagat raya. lihatlah keindahan, budaya, insan, kuliner, wisata, keunikan dan apa saja tentang Indonesia

Kamis, 09 Juni 2011

Vihara Avalokitesvara Serang, Banten

Vihara Avalokitesvara terletak di Kampung Kasunyatan Desa Banten, Kasemen di wilayah Banten Lama, Serang, Banten. Banten adalah sebuah wilayah luas yang subur di bagian barat Pulau Jawa, Vihara Avalokitesvara merupakan lambang toleransi agama yang sangat kuat di Pusat Pemerintahan Kesultanan Banten. Pada saat itu, kemajuan dan kejayaan Kesultanan Banten mengundang para saudagar atau pedagang dari penjuru dunia, dari India, Arab, Cina dan Eropa tentunya. Sehingga pada saat itu berkembanglah perkampungan dari masing-masing suku, seperti perkampungan Bugis dan China. Seperti pada umunya, perkampungan China ini disebut dengan Pecinan, nah di perkampungan inilah berdiri Vihara yang menjadi peribadatan masyarakat setempat. Toleransi beragama yang diusung oleh Islam sebagai agama resmi di Kesultanan Banten memberikan izin keberadaan Vihara ini, tidak jauh dari Vihara pun berdiri Masjid Pecinan sebagai siar Islam bagi percampuran masyarakat setempat.


Pada gerbang masuk Vihara Avalokitesvara, dua ekor naga yang diukir cantik terlihat memamerkan giginya yang tajam layaknya sedang menjaga kelenteng itu. Vihara Avalokitesvara ini melayani para pengikut tiga kepercayaan, yaitu Kong Hu Cu, Taoisme dan Buddha. Vihara yang namanya diambil dari nama seorang Buddha yakni Buddha Avalokitesvara ini, telah berdiri sejak abad ke 16 dan dikenal sebagai salah satu vihara tertua di indonesia.


Vihara ini dibangun oleh salah satu raja banten yang pernah memerintah di tahun 1652 bernama Syeh Syarief Hidayatullah. Saat itu Syeh Syarief Hidayatullah menikahi seorang putri Tiongkok. Sunan Gunung Jati yang merupakan salah seorang dari wali songo, melihat bahwa ada banyak perantau dari Cina yang membutuhkan tempat ibadah. Maka kemudian Sunan Gunung Jati berinisiatif untuk membangun sebuah vihara untuk tempat peribadatan umat Budha pada masa itu, vihara tersebut kemudian diberi nama Vihara Avalokitesvara. Bagi masyarakat Banten sendiri, bangunan vihara ini tidak hanya sekedar menjadi bangunan bersejarah ataupun tempat peribadatan semata, tetapi juga sebagai simbol bagaimana masyarakat lampau mampu mewariskan keharmonisan dalam menghadapi setiap perbedaan yang ada. Kita semua tahu masyarakat Banten dikenal sebagai komunitas mayoritas  muslim, tapi nyatanya keharmonisan beragama di kawasan banten lama ini terjalin sangat baik, bahkan tak jarang penduduk yang tinggal di sekitar kawasan vihara ikut terlibat dan membantu ketika ada acara dan perayaan – perayaan di vihara, contohnya seperti perayaan ulang tahun Buddha.


Bencana Tsunami pernah terjadi di Banten 123 tahun yang lalu, yang disebabkan oleh meletusnya Gunung Krakatau. Kita dapat menemukan sebuah catatan yang menjelaskan bagaimana peristiwa tsunami tersebut terjadi, terpasang di salah satu bagian dinding vihara. Catatan yang ditulis dalam tiga bahasa ini menjelaskan bagaimana mengerikannya peristiwa tersebut, dan pada saat itu orang – orang berlindung di dalam vihara, sementara air bah menggelundung diluar vihara dengan derasnya menyapu kebun kelapa dan segala benda yang ada, orang – orang di dalam vihara berdoa memohon perlindungan, mukjizat pun terjadi air dan lahar pun tidak masuk ke dalam vihara. Bencana luput dan selamat dilaluinya. Sejak saat itu masyarakat Buddha Banten percaya, berdoa di Vihara Avalokitesvara dapat membawa keselamatan. Bahkan tak jarang umat Buddha dari luar Banten rela datang ke kawasan Banten Lama hanya untuk berdoa di vihara ini.


Vihara Avalokitesvara setelah Belanda mengusai Kesultanan Banten berada di sebelah barat Benteng Speelwijk yang dibangun kemudian. Dan kini keberadaannya tetap terawat dengan baik, setiap hari-hari besar keagamaan Budha, vihara ini menjadi sangat ramai yang para pengunjungnya kebanyakan berasal dari Jakarta atau kota-kota lain disekitar Banten. Kesenian seperti Barongsai menjadi sajian utama setiap ada perayaan seperti Hari Raya Imlek.



Cara tercepat untuk sampai ke Vihara Avalokitesvara adalah melalui tol Jakarta-Merak, keluar di pintu Serang Timur, jalan lurus menyeberangi lampu merah; pada pertigaan belok ke kiri masuk ke Jl. Ayip Usman; sampai di ujung Jl Ayip Usman belok ke kanan masuk ke Jl. Raya Kasemen; ikuti jalan sampai bertemu pasar sebelum sebuah jembatan; belok ke kiri sebelum jembatan menyusuri tepian sungai; dan belok ke kiri lagi saat bertemu pintu gerbang pelabuhan Karangantu; di ujung jalan anda akan melihat sisi luar dari Benteng Speelwijk. Anda harus mengeilingi benteng untuk sampai di Vihara Avalokitesvara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar