Prasasti Kebonkopi ditemukan di Kampung Muara, desa Ciaruteun Ilir, Cibungbulang, Bogor, pada abad ke-19 ketika dilakukan penebangan hutan untuk lahan perkebunan kopi. Sejak itu prasasti ini disebut Prasasti Kebonkopi hingga saat ini masih berada di tempatnya. Prasasti Kebon Kopi dipahatkan pada sebongkah batu dengan bentuk tidak beraturan. Pada permukaan batu yang menghadap ke timur terdapat pahatan yang membentuk 2 telapak kaki gajah. Di antara kedua pahatan tersebut terdapat 1 baris tulisan setinggi 10 cm. Prasasti Kebon Kopi, yang ditemukan di lahan perkebunan kopi milik Jonathan Rig, tidak jauh letaknya dari keberadaan Prasasti Ciaruteun, terdapat batu bertulis dengan tanda telapak kaki gajah, berhurup palawa dan bahasa Sansakerta.
Prasasti Kebon Kopi.Terdapat tapak kaki gajah. Diperkirakan gajah kesayaangan raja yang bernama Airawata. Prasasti asli ada di tempat tersebut, atasnya sekarang diberi atap rumah. Dinamakan prasasti kebon kopi karena pada saat ditemukan, daerah tersebut merupakan kebon kopi penduduk kampung. Usia prasasti sama seperti prasasti Ciarunteun.
Tulisan pada prasasti adalah sebagai berikut:
Jaya vicalasya tarumendrasya hastinah
Airavatabhasya vibhatidam padadvayam
Tulisan diatas memiliki arti sebagai beriku:
“(ini) dua jejak telapak kaki Airawata yang perkasa dan cemerlang, gajah kepunyaan penguasa Taruma yang membawakan kemenangan”.
Prasasti Kebon kopi ini pertama kali dilaporkan oleh N.W. Hoepermans pada tahun 1864 yang kemudian disusul pendeta J.F.G. Brumun (1868), A.B. Cohen Stuart (l875), P.J. Veth (l878, 1896), H. Kern (1884, 1885, 1910), R.D.M. Verbeek (1891) dan J.Ph. Vogel (1925).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar